g⁶ BATU BASA: PANEN PADI SALIBU
TERIMA KASIH ANDA TELAH MENEMUKAN SITUS BATU BASA, SEMOGA ANDA MENDAPATKAN INFORMASI YANG BERMANFAAT DAN AKURAT

PANEN PADI SALIBU

  


      Baru-baru ini yaitu tepatnya pada hari selasa 21 Mei 2013 Kelompok Tani Nagari Tabek mengundang hampir seluruh pengurus Kelompok Tani beserta anggota Kelompok Tani lain yang ada diKabupaten Tanah Datar dan termasuk  yang dari Batubasa untuk ikut menyaksikan acara Panen Padi Salibu oleh Direktur Jendral Pengembangan Sarana dan Prasarana Kementrian Pertanian , Dr. Ir. Sumarjo Gatot. Hadir pada acara tersebut antara lain,  Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Barat, Ir. Djoni dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Dr.Ir. Hadianto, Bupati Tanah Datar M.Shadiq Pasadigoe, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar Ir. Edi Arman, Koordnator Pertanian Kecamatan Pariangan Syamsul Bahri, Camat Kecamatan Pariangan Drs. Aslamudin, M.Si. Wali Nagari Tabek Beni Mika, jajaran Dinas Pertanian tingkat Kabupaten dan Kecamatan, PPL dikecamatan Pariangan dan masyarakat serta undangan lainnya.

     Panen padi Salibu yang dilakukan Dirjen bersama Bupati tersebut terbukti lebih baik dari sistim pertanaman yang biasa dilakukan petani sebelumnya. Hal itu terlihat dari ubinan yang didapat dari panenan yang mencapai 8,4 kg/m3 atau 8,4 ton per hektar. Namun keuntungan terbesar dari pertanaman padi salibu adalah petani tidak perlu lagi mengolah tanah untuk pertanaman kedua kalinya.
Sistim pertanaman padi salibu adalah satu inovasi   pertanaman padi yang muncul dari petani di kabupaten Tanah Datar, Khususnya petani Kecamatan Pariangan sebelum dikembangkan oleh BPTP Suka Rami. Dengan sistim ini petani tidak perlu lagi mengolah tanah saat tanam kedua kalinya, cukup dengan memotong   batang padi yang tinggal setelah panen dan membesarkan anak padi yang tumbuh pada batang-batang padi tersebut.
Kalau dulu orang membuat sistim Salibu hanya sebagai alternatif  karena tidak adanya  biaya untuk membeli bibit atau mengolah sawah dan meimbulkan pameo diranah minang, kalau panen padi salibu cukuplah sumpit (karung kecil) dibawakan.  tapi sekarang bila panen padi salibu Colt Diesel pun pantas untuk membawa hasilnya.

Menurut Wali Nagari Tabek, Beni Mariko Amd pada acara tersebut dengan pertanaman padi salibu, selain hasil panen setara bahkan lebih dari sistim tanam pindah, petani bisa hemat Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta, dimana penghematan terbesar itu karena tidak ada lagi   pengolahan tanah. Dengan tanam biasa perhektarnya biaya keseluruhan antara Rp 4,5 juta hingga Rp 4,8 juta perhektar, maka dengan pertanaman padi salibu hanya Rp 1,7 juta sampai Rp 2 juta per hektar,”ucapnya.

Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadigue mengatakan  dengan adanya temuan petani dibantu pengembangan teknologi oleh BPTP berharap sistim pertanaman padi salibu dapat menjadi ikon teknologi   pertanaman padi dari Kabupaten Tanah Datar. Apalagi, katanya, sistim pertanaman padi tersebut hanya ada di Tanah Datar. “Tadi saya sudah tanya pada pak Dirjen, apakah cara sudah ada di Indonesia, pak Dirjen menjawab belum, maka tidak salah kita minta Pak Dirjen untuk mencanangkan Padi Salibu ini menjadi Ikon pertanaman padi dari Kabupaten Tanah Datar,” ucap Bupati.
Menjawab keinginan Bupati tersebut, Dirjen PSP mengungkapkan, kalau ia siap mencanangkan pengembangan sistim pertanaman padi salibu tersebut, namun ada syaratnya yaitu pertanaman tersebut betul-betul teruji dan pengembangan sudah menyebar kepada petani di seluruh Kabupaten Tanah Datar. dan yang kita lakukan ini sudah mencapai 1.000 ha sampai 2.000 ha padahal sekarang baru 1ha dan  masa panennya juga darus ditingkatkan yaitu 3-4 kali dalam setahun ,” ucapnya.
Bahkan pada acara itu ia meminta agar Bupati dan juga Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar untuk program   SRI dan optimalisasi lahan.
Bapak Bupati juga sempat mengungkapkan rasa kekecewaannya kepada masyarakat Tanah Datar karena masih juga ada petani yang membakar jerami padahal jerami dapat diolah menjadi kompos dan sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah ,katanya.

     Sementara itu Kepala BPTP Sumbar Ir. Hadianto   mengakui pada awalnya pengembangan pertanaman padi Salibu tersebut berawal dari inisiatif petani di Kabupaten Tanah Datar. BPTP Sumbar baru ikut mengembangkan teknologi tersebut   sejak tahun 2011 lalu, ketika diminta Pemerintah Kabupaten Tanah untuk mengawal dan mendampingi petani dalam pengembangan teknologi padi Salibu setelah dua tahun dikembangkan bersama petani di Nagari Tabek, BPTP   Sumbar sudah mendapatkan   paket teknologi padi salibu sehingga dengan teknologi tersebut, hasil bisa setara bahkan meningkat, namun jauh lebih hemat biaya. “Contoh paket teknologi adalah pertanaman padi salibu harus mempertimbangkan kondisi lahan, waktu pemotongan dan tinggi pemotongan,” jelas Hadianto.

Penanaman padi salibu ini juga akan dikembangkan  diBatubasa Kecamatan Pariangan, yang terlebih dahulu melalaui program tanam terpadu (SRI) akan dimulai pada MT Juli 2013 ini oleh Kelompok Tani Luak Paga Saiyo. Program tersebut juga telah mendapat rekomendasi dari Dinas Pertanian Tanah Datar bersamaan dengan 99 Kelompok Tani lainnya di Tanah Datar dengan dana bantuan pengolahan sebesar 40juta rupiah.

Teh Bunga Rosella

Ternyata tumbuhan yang satu ini semakin banyak peminatnya di Indonesia, mungkin karena khasiatnya telah mulai diketahui oleh masyarakat. Baca selengkapnya.